Minggu, 17 Januari 2010

Pekerjaan seorang akuntan

Pekerjaan seorang akuntan

Selain ujian menghasilkan nilai yang sangat menentukan lulus tidaknya seseorang di mata kuliahnya, dan juga menghasilkan tenaga lebih untuk memasok energi ke jantung karena di paksa bergerak lebih cepat dari keadaan semestinya jika pengawas udah deket dan contekan belum di amankan, ujian juga sangat berpotensi untuk menghasilkan sebuah argument

Kejadian ini terjadi saat gw lagi menghadapi ujian akhir semester di mata kuliah Laboratorium Pengantar akuntansi 2 di semester 2

Semua terlihat aman dan terkendali, sebelum pengawas membuka kunci pintu ruangan ujian, dan akan menjadi amburadul ga karuan kalo udah dibuka pintu ruangan ujian, semua mahasiswa yang udah dateng satu jam sebelum ujian dimulai, berebut masuk ke ruangan agar mendapatkan tempat yang sangat strategis (karena posisi duduk menentukan prestasi) untuk mengerjakan(dan saling bertanya) soal-soal ujian

Lembar jawaban dan soal di bagikan ma pengawas yang killer ga ada duanya

Gw pandangin soalnya Cuma ada 3 soal, yaaa di dalam dunia ujian akuntansi terdapat satu tradisi yang paling di takutkan para mahasiswanya “semakin sedikit soal, makin menggila kadar kesulitannya”

Dan akuntansi bisa ngebuat satu cara belajar yang unik (menurut gw) “banyak belajar banyak lupa, sedikit belajar sedikit lupa” biasanya kalo udah mentok belajar akuntansi enaknya maen game ampe puas (tolong jangan di ikutin, ini aliran sesat!!!)

Okey, setelah baca doa(biar pengawasnya tidur), gw dengan sangat percaya diri sekali mengerjakan ujian ini

Menulis dengan badan agak membungkuk dan sangat serius menulis adalah satu pemandangan yang meyakinkan untuk secara ga langsung bilang ama semua orang kalo “gw bisa ngerjain nih!”

Gw mulai menulis di lembar jawaban :

Nama : sigit dwi nugroho
NPM : 0606135062
Proram study : administrasi perpajakan
Mata kuliah : pengantar akuntansi 2
Tanggal : 12 maret 2006 (ngarang, soalnya gw lupa)
Dosen : mba milla (gw inget banget dosen yang menyiksa gw satu semester ini)

Dan saat gw mulai nulis nomer 1 pada lembar jawaban, gw gat au kenapa tiba-tiba rasa percaya diri gw menurun drastis sampe ke tingkat 0%, gw gat au harus nulis apaan di lembar jawaban gw.

sejenak gw berharap andaikan gw pada hari itu punya hape yang berkamera, gw bakal foto jawaban temen belakang gw, terus tinggal di zoom gambarnya terus keliatan deh di hape, dan kalo ampe di Tanya ma pengawas bilang aja “ga bawa kalkulator pa, kebetulan hape saya ada kalkulatornya” tapi semua telah di gariskan tuhan, gw ga punya hape secanggih itu, hanya hape nokia 8250 yang ada di kantong gw (apalagi ini jangan di ikutin !!!, menyontek adalah dosa yang menyenangkan)

gw pandangin lembar soal tadi, siapa tau aja gara-gara gw pelototin dengan mata gw yang belo, tuh soal bakal berubah jadi “berapakah jumlah BOT yang anda bunuh dalam game counter strike semalam” (ya! Bukannya belajar, gw malah asyik maen CS ampe pagi), ternyata ga ngaruh, kertas ga punya perasaan, dan dia juga ga punya belas kasihan

alhasil gw Cuma mandangin soal-soal tadi dan ngelamun…

gw juga heran ngelamun aja bisa BT kalo di dalem ujian, kadar keseriusan gw dalam ngelamun udah memudar dikarenakan ga ada lagi yang harus dipikirin

akhirnya gw baca-baca lagi aja tuh soal kampret tadi

1.PT A membeli saham di bursa efek dengan nilai perlembar 5000 rupiah, dan dug…dug…jeger…duar…duar…fire in the hole, need back up, dan PT A memakai periode pembukuan pertahun dan di tutup pada 31 desember buat lah laporan keuangannya
2.PT gecoy mempunyai piutang kepada PT masuk akal sebesar 564.000.000 dan akan di bayar 2 bulan yang akan datang, PTmasuk akal memberi syalalalala, cuap…cuap…nanananananana, yeaaah…uwoooo, PT gecoy memakai periode pembukuan per semester juni dan desember buatlah laporan keuangannya
3.PT melati membeli obligasi pada PT mawar dengan harga 2.000.000 per lembar dan mendapat bunga 10% dan PT melati dezig..bugh…ciuw…ciuw…sreg…sreg ciaaaaat tendangan mauuut, dan PT melati memakai periode pembukuan per triwulan maret, juni, September, desember buat lah laporan keuangannya

Aaaahhhh, gw aja gat au apa yang di omongin nih soal, pengen banget gw lipet-lipet lembar jawaban tadi jadi pesawat terus gw tancepin ke muka dosen gw, sayang dosen gw baik banget, jadi ga tega

Tapi ada sesuatu yang menarik di soal tadi, kenapa pembukuan di tutup setiap pada akhir tahun pada bulan desember…

Gw mikir temen-temen gw yang dah jago akuntansi ajah yang gw perhatiin mereka ngebutuhin waktu sekitar 120 menit atau 2jam untuk ngerjain 3 soal tadi, gw jadi mikir dalam kenyataan dan praktek di lapangan transaksi dalam sebuah perusahaan dalam setahun itu bisa sampe beratus-ratus transaksi, dan transaksi di soal paling banyak juga satu soal 10 transaksi, jadi dalam satu soal temen gw membutuhkan waktu sekitar 40menit per soal, dan sekitar 4 menit per transaksi, jadi misalkan dalam praktek dilapangan di kurun waktu setahun ada 600 transaksi, maka dalam melakukan pekerjaannya di hitung menurut rata-rata matematika para akuntan membutuhkan waktu sekitar 2400 menit atau 40 jam dalam menyelesaikan pekerjaannya

Dan gw pernah ngeliat tampang akuntan yang sengsara ini pada satu papan iklan kratindaeng yang memuat gambar seorang akuntan dengan tempelan kertas-kertas kecil di kepalanya bertuliskan “laporan keuangan, cek pajak, DLL” dan menunjukan satu kertas bertuliskan FOKUS!!!

Gw jadi mikir, setiap akhir desember dia membutuhkan waktu untuk menyelesaikan tugasnya selama 40 jam, dan pertanyaan gw, “apakah seorang akuntan pernah merayakan tahun baruan” seperti yang dilakukan orang lain…

Jika dia melakukan pekerjaannya pada pukul 00.00 maka saat tahun baru dia masih harus menyelesaikan pekerjaannya yang menyisakan waktu 16 jam lagi, dan jika tepat pada waktunya seorang akuntan akan menyelesaikan pekerjaannya pada pukul 16.00 atau jam 4 sore keesokan harinya…

Maka dari itu gw bertanya apakah akuntan melakukan perayaan tahun baruan seperti meniup terompet, nyalain kembang api, berteriak 5…4...3…2…1 selamat tahun baruuuu!!!

Gw rasa pada jam 23.59 pada tanggal 31 desember, mereka lagi sibuk-sibuknya ngerjain laporan keuangan dan lain sebagainya, dan mungkin kalo mereka masih nekat mau ngerayainya maka saat dia menerima berkas-berkas transaksi dari perusahaannya maka tanpa pikir panjang dia izin dengan bosnya untuk membeli terompet dan kembang api, untuk merayakan tahun baruan…

Dan saat detik-detik tahun baru, mereka meniup terompetnya ttteeeeooootttt… dan menyalakan kembang api zzzrrrreeessss dan berteriak di atas gedung kantor mereka SELAMAT TAHUN BARUUUUUU!!! Lalu dengan berat hati dia kembali ke meja kerjanya dan mengerjakan sisa-sisa pekerjaannya

Gw juga penasaran kaya apa yah perayaan tahun baru bagi para akuntan…

Gw jadi berkhayal, kalo aja gw jadi presiden di republic ini, gw pengen buat satu pesta perayaan tahun baru khusus untuk para akuntan pesta yang sangat megah dan mewah…

Tapi bagaimana bisa itu terjadi, pasti jika gw (yang selaku presiden Indonesia), bertamu ke rumah seorang akuntan untuk mengundang mereka “pak, saya mengundang anda untuk merayakan tahun baru di istana negara malam tahun baru nanti”, dan pasti para akuntan menjawab “maaf pak presiden, saya tidak bisa mengikuti pesta itu, tugas saya akan menumpuk di akhir tahun, dan saya tidak punya waktu sedikit pun untuk bersenang-senang”

Gw jadi kasian ma kerjaannya para akuntan, mereka ga bisa merayakan tahun baru seperti yang lainnya, tapi yang gw tau para akuntan pasti mendapatkan gaji yang sangat besar dari perusahaannya

Mungkin menurut gw gaji mereka sangat setimpal dengan usaha, kerja keras, dan pengorbanan mereka yang ikhlas merelakan tahun barunya dengan memandang computer, dan ikut jadi model video klip seperti teletubies berjudul “berhitung”

Dia rela nggak punya cerita untuk anak cucunya, untuk menceritakan gimana cara merayakan tahun baruan saat mereka masih muda, jika di Tanya ama anak nya “pah gimana sih cara perayaan tahun baruan di jaman papah!?” dan dengan berat hati dia menjawab “ngitung!”, lalu karena anaknya sangat mengidolakan ayahnya maka, setiap tahun baru secara sedikit-sedikit dia meninggalkan masa kecilnya untuk bertahun baruan dengan meniup terompet, dan mengantinya dengan menghitung keungan ibunya, tradisi ini akan terus menerus turun temurun pada generasi berikutnya…

Dan akan menjadi sepilah Indonesia pada beberapa tahun kedepan jika semua generasi muda merayakan tahun barunya dengan cara menghitung uang

Para akuntan akan tidak tahu menahu pada tahun berapakah saat ini, mereka akan mengetahuinya pada keterangan tanggal yang tertera di kwintansi suatu transaksi pada tahun yang telah berganti

Para akuntan juga rela tidak menyalurkan keahliannya pada waktu SMA sebagai anggota marching band di bagian peniup terompet, karena mereka akan lebih sibuk mengerjakan kerjaannya yang sangat menumpuk

Maka dari itu, setiap tanggal 31 desember sebelum gw merayakan tahun baru, gw suka mikir “sedang apa yah para akuntan sekarang!?”

Dan lamunan gw terpecah dengan satu suara yang membuat semua para mahasiswa yang sedang ujian refleks mengucapkan HAH!!! “ya waktunya tinggal 30 menit lagi!!!”

Tttteeeeooootttt…

Sedang apa gw!?, lembar jawaban gw masih kosong, dan hanya tertulis biodata gw, dan satu coretan kecil bertuliskan angka 1 di ujung kiri atas

Dengan rasa panic yang tak terbendung lagi, tadinya gw mau nangis terus garuk-garuk tembok, tapi itu ga bakal ngebantu gw untuk menyelesaikan soal-soal biadab ini, alhasil yang gw lakukan adalah nengok kiri kanan, manggil temen gw, dan minta diangkat lembar jawabannya biar gw bisa ngeliat jawabannya (andaikan gw punya hape kamera!)

Ssssuuuuuungngngngng… gw ngerjain (baca: menyalin) jawaban dengan tangan yang berkecepatan lebih dari kecepatan suara

Tapi dewi fortuna ga ada di sebelah gw, dia lagi ikut audisi dewi-dewi yang di buat ahmad dhani, maka dari itu gw benci banget ma ahmad dhani, karena gara-gara ga ada dewi fortuna, gw ga bisa ngerjain (sekali lagi menyalin!!!) semua soal-soalnya, dan Cuma ngerjain satu soal saja…

Gw mengumpulkan lembar jawaban tadi kedepan dengan perasaan ragu dan sangat pesimis…

Dan sampe luar ruangan ujian, temen-temen gw yang pada (sok) pinter, asyik banget ngebahas soal-soal tadi, pengen banget gw lempar mereka dari lantai 4 tempat gw ujian, tapi gw bakal ga punya sumber mata pencarian(jawaban) lagi

Mereka sedang membahas soal, dan gw menyendiri di pojokan lantai 4 sambil menghisap sebatang rokok dan bertanya pada diri sendiri

“apakah para akuntan juga melakukan tahun baru!?”

Ya silahkan untuk para mahasiswa atau orang-orang yang mempunyai cita-cita sebagai seorang akuntan, sebaiknya di timbang-timbang dulu sampe bener-bener yakin untuk menjadi seorang akuntan, karena seorang akuntan harus mengorbankan moment yang menyenangkan itu begitu saja…

Untung gw udah punya cita-cita jadi Fiskus pajak, jadi hati-hatilah karena gw adalah musuh untuk para akuntan, karena fiskus dalam bahasa kasar di dunia profesi adalah “penghalang lancarnya kerja seorang akuntan” dan gw ga mau banget melewatkan moment tahun baruan dengan di depan computer dan ngitung duit orang…

Jadi selamat bercita-cita menjadi seorang akuntan…!!!

Tips : beli terompet tahun baru di tanggal 31 desember adalah ide yang sanat idiot, jadi belilah terompet pada tanggal 15 april, pasti murah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar